Three Things to Remember | Annisa Nur Purnama Sari - MKP FISIPOL UGM 2015

Three Things to Remember

Annisa Nur Purnama Sari - MKP FISIPOL UGM 2015


Tahun 2015 adalah salah satu tahun mengesankan dalam hidupku, karena UN benar-benar di depan mata. Aku merasakan perjuangan yang aku sendiri tidak tahu telah mencapai titik mana. Entah masih dibawah laut atau sudah mengapung. Kalau sekedar mengapung, semua orang juga bisa. Sulitnya ketika harus mencapai langit kesuksesan. Disini terlihat bahwa ikhtiar, doa, dan tawakkal harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, bukan saat bertemu UN saja. Jangan setengah-setengah untuk melakukannya, takut tidak diridhoi. Sang Maha Cerdas akan melihat betapa 3 aspek yang kau jalani dilakukan dengan sabar dan ikhlas.
Usahanya gimana nih kak?
Saat itu Ujian Nasional tahun 2015 dilaksanakan di bulan April. Selalu maju dari tahun sebelumnya. Tiba-tiba terbesit dipikiran, ‘Butuh berapa tahun lagi ya, biar UN nya di bulan Januari? Hehe’ Jika itu yang terjadi, maka usaha mu lebih keras lagi. Intensif belajar di kelas serasa kelas akselerasi, berangkat pagi pulang malam. Masa ku kelas 3, ada bimbel intensif yang dilaksanakan selepas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), tepatnya setelah ashar. Modul yang digunakan sudah disediakan dari sekolah, yang berisi kumpulan soal-soal tahun sebelumnya dan soal buatan (prediksi) dari guru kami. Berat buku kira-kira 5 kilogram dengan ketebalan kurang lebih 5 cm.
Sebenarnya, harapan dari belajar tambahan ini agar memberikan pemahaman dan pendalaman model soal yang diberikan.  Paham konten materi yang dimaksud dan mendalami lebih detail maksud dari materinya, serta dapat memberikan jawaban yang logis jikalau ada materi yang agak lupa. Hal itu tidak akan terjadi apabila kita hanya diam saja. Latihlah diri untuk menjawab latihan soal UN sebelumnya, mengikuti berbagai tryout, serta berdiskusi dengan guru dan kawan. Dengan mengasah diri seperti itu, kau akan terbiasa dalam mencicipi berbagai jenis soal.
Bahagia rasanya mendapat lingkungan yang mendukungku untuk belajar giat. Konsumsi soal lebih banyak dari konsumsi nasi. Konsumsi nasi hanya 3 kali dalam satu hari, sedangkan konsumsi soal setiap jam, menit, bahkan detik. Kebetulan saat itu, angkatanku yang pertama kali menggunakan UN berbasis CBT. Otomatis bakal intens banget melihat layar komputer, makanya kudu siap suplemen biar tetap terjaga kesehatan tubuh, terutama bagian mata. Semisal pakai PBT pun, kita harus aware sama tubuh, karena sekalinya jatuh, tak bisa beraktivitas dengan sempurna.
Lebih bahagianya, setiap UN selalu diberikan kisi-kisi dan materinya sekitar itu saja, maksudnya tidak mungkin ada soal diluar dari kisi-kisi tersebut. Tentu kemudahan ini harus dimaksimalkan oleh kita, karena kita akan lebih memahami setiap kisi nya. Bukan menjadi bahan yang dianggap remeh, karena sudah ada materi dan hanya membaca sekilas saja. Justru kita harus memacu untuk mendalami materi. Pengalaman mengerjakan UN di bangku sekolah dulu, jumlah soalnya tidak pernah melebihi 50 butir pilihan ganda. Sangat sedikit bukan?
Aku anak IPS yang sengaja menghindari hitung-hitungan. Di IPS banyak hafalannya dan harus update info-info terkini. Siapa tahu kan, ada soal yang diambil dari berita yang lagi booming. Kuncinya mudah aja sih, baca dan baca terus sampe ketiduran. Walaupun ada hitungan, cuman satu kok, matematika aja. Soalnya tidak se-detail untuk jurusan IPA. So, kudu makin giat tuh, kan cuman baca. Tambahannya kudu hafalin rumus matematika dan selalu aplikasikan rumusnya dalam soal. Buat bahasa inggris dan bahasa indonesia, banyakin konsumsi vocabulary. Pasti ditanyain refers to atau sinonim dan antonim.
Doanya pas kapan aja?
Buat refreshing bentar, biasanya aku main ke tempat yang hijau sama kawan-kawan. Jalan-jalan atau jogging sebentar sambil cerita nanti mau lanjut kuliah dimana. Biar saling mendukung dan mendo’akan. Jangan sampai bikin masalah sama temen. Baik-baik sama orang disekitar kita, banyak bantu orang yang membutuhkan. Siapa tahu mereka yang udah kita bantu, kirim do’a secara diam-diam agar segala urusan kita dimudahkan. Kita kan nggak tau do’a mana yang dikabulkan. Kita sendiri juga berdoa untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Sungguh-sungguh lho ya pas berdoa.
Terus tawakkalnya gimana kak?
Tawakkal dilakukan sejak awal kita berusaha. Kita lakukan usaha sekaligus bertawakal. Pastikan hati kita bersih dan tenang. Sandarkan hati kepada yang berhak disandarkan. Jadi, dalam menghadapi UN, kalian tidak perlu takut lagi, karena kemenangan sudah dipersiapkan untuk kalian apabila melakukan hal-hal baik yang diperintah.

Yap, terakhir aku ingetin lagi buat mempersiapkan diri menuju perang UN dengan semaksimal mungkin. Penuhi kebutuhan dari sisi rohani dan jasmani. Banyak mohon kekuatan, kemudahan, dan kelancaran pada Sang Pencipta di waktu. Sepaket kunci sukses berupa usaha, doa, dan tawakkal kudu dipenuhi. Jangan lupa buat segarkan tubuh dengan berolahraga seminimalnya jalan sehat ke tempat hijau.
Share on Google Plus

About Unknown

0 comments:

Post a Comment