Seandainya Bisa Kagebunshin | K.M. Fauzan - Teknik Arsitektur UGM 2014


Pake gue lo aja kali ya? Oke.

Hai! Nama gue Fauzan. Gue sekarang lagi menjalani semester keenam gue di Teknik Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta. For those of you who are wondering,

‘Kenapa lo masuk Teknik Arsitektur, Jan?’

Jawabannya simpel engga banget. Pas gue SMA kelas 12 dulu, kebetulan gue bisa gambar perspektif. Tau kan, yang ada satu titik hilang, dua titik hilang – that sort of things. Dan pada awalnya gue ngerasa biasa aja, sampe pada suatu hari teman gue minta gue untuk bikinin tugas gambar perspektifnya dia – dan dia berniat untuk membayar gue empat puluh ribu rupiah untuk tiga gambar (which was pretty good for me at that time). Lama-lama, semakin banyak orang yang minta untuk gue gambarin, dan otak cemerlang gue berfikir:

‘Kerjaan apa ya, yang tugasnya gambar dan dapet duit?’ Dan gue menemukan jawabannya: jadi arsitek.

Udah, segoblok itu alasannya.

Eits, tapi tenang. Gue engga asal juga kok milih jurusan itu. Gue tau banget diri gue bakal nyaman berkecimpung di dunia arsitektur, dan ternyata emang gue nyaman banget – It suits me like a glove. Dari awal gue masuk arsitektur, gue ngerasa kalau ini adalah tempat gue sebenarnya (cie). Gue seneng banget ngegambar-gambar (meskipun sampai sekarang masih biasa-biasa aja gambarnya), belajar dasar-dasar sistem struktur dan konstruksi, estetika bangunan, impact suatu bangunan terhadap lingkungannya – alam, sosial, budaya – gue ngerasa kalo gue engga cuma belajar teknik dan unek-unek sains dan teknologi, namun gue juga belajar seni – dan itu yang menurut gue bikin program studi Teknik Arsitektur beda sama yang lain. Ditambah lagi dengan pengalaman gue dalam berorganisasi di Keluarga Mahasiswa, kepanitiaan, seminar – lengkap deh hidup gue sebagai mahasiswa yang bahagia.

(Kayaknya gue kepanjangan ya nulisnya? Engga kan? Masih mau baca kan? Oke lanjut.)

Kebahagian itu engga selalu longlast, tentunya. (macem hubungan aja ya. Ehem.) Dimana ada suka, disitulah juga ada duka. Yang paling berasa menurut gue adalah jam tidur lo yang sangat acak-acakan. Gue engga bilang hal ini berlaku untuk semua mahasiswa arsitektur lho. Ada juga yang tidur cukup, makan sehat, nilai bagus – mahasiswa arsitektur sempurna lah. Namun gue, yang notabene biasa aja, merasakan banget yang namanya engga tidur sampe pagi, mata merah, makan tengah malem, tugas engga kelar-kelar – berasa banget beban tugas yang banyak itu kalau engga bisa ngatur waktu. Ditambah kalau ada organisasi, kepanitiaan, pacar… Pengen rasanya kagebunshin*, tau engga? membelah diri aja, gitu.

Bagi teman-teman yang mau masuk Teknik Arsitektur, gue harap tulisan gue engga bikin kalian semua takut ya. Yang gue udah sebutin di atas itu kurang lebihnya sama pengalamannya dengan anak teknik lainnya, yang pada intinya:

Jadi mahasiswa itu capek.
Lo harus kuliah, berorganisasi, berkepanitiaan, bercinta (JANGAN ANEH-ANEH MIKIRNYA), dan lo cuma punya satu badan. Not gonna lie, capek banget. Tapi di balik semua kecapekan itu, tetap selalu ada teman-teman gue yang nge-support gue, yang jadi motivasi gue di saat gue capek, jadi bahan becandaan gue kalau gue lagi bosen (kalau ada temen-temen gue yang baca, maafin gue ya). Setiap kecapekan lo itu semua berakhir, ada kelegaan tersendiri yang bisa bikin lo tersenyum puas dengan apa yang lo udah kerjain.

But, in the end, it’s all your decision. Lo juga bisa milih jadi mahasiswa yang engga perlu capek-capek ikut organisasi, menghabiskan waktu untuk jadi panitia sebuah acara. Lo bisa jadi mahasiswa yang cuma belajar untuk dapet IPK bagus, dan engga ada yang ngelarang-larang lo.

But where’s the fun in that? ☺

Gue Fauzan, salam hangat. Gue tunggu kehadiran lo semua di Teknik Arsitekur UGM.

Azlay.

*Kagebunshin adalah suatu jurus yang dikembangkan oleh Uzumaki Naruto, yang memungkinkan dirinya untuk memperbanyak dirinya sendiri guna mengerjakan banyak hal di waktu yang bersamaan. Jika anda tidak mengetahui siapakah Uzumaki Naruto: lo kemana aja bro?
Share on Google Plus

About Unknown

0 comments:

Post a Comment