Bagi
para begadangers alias orang-orang yang harus tetap melek sampai larut malam,
pastinya segelas kopi is a must, alias kudu banget! Secara, kandungan
kafein dalam kopi bisa mengurangi keletihan tubuh dan mengembalikan kewaspadaan
ketika rasa kantuk menyerang. Selain membuat mata kita melek, kafein juga dapat
meningkatkan fokus, mempercepat proses berpikir, serta membuat koordinasi tubuh
lebih baik. Tapi tetep hati-hati ya. Kopi juga punya beberapa efek samping
negatif bila dikonsumsi berlebihan seperti masalah pencernaan dan pengurangan
kepadatan mineral pada tulang. Makanya minum kopi sewajarnya aja ya.
Kata
coffee berasal dari bahasa Belanda koffie, yang dipinjam dari
bahasa Turki, kahveh, yang merupakan serapan dari bahasa Arab, qahwah.
Kemungkinan kata ini berasal dari “Kaffa”, nama tempat di Ethiopia
dimana tanaman kopi berasal. Para sejarawan berbeda pendapat mengenai asal mula
minuman kopi. Ralph S. Hattox mengutip catatan Fakhr al-Din Abu Bakr Ibn Abi
Yazid Al-Makki, yang menyatakan bahwa kelompok sufi dari tarekat Syadziliyah
biasa membuat “Al-Qahwa”dengan menggunakan daun “Al-Gat”, sebuah
tanaman stimulan yang terkenal di jazirah Arabia. Tapi karena terjadi
kelangkaan stok daun Al-Gat di Aden, Syaikh -Dhabhani (d. 1470-71)
memerintahkan pengikutnya untuk menggunakan “bunn”, atau biji kopi,
sebagai penggantinya.
Sumber
lain yang dikutip Hattox menyatakan bahwa pada awal abad 15 M kopi sudah
dijadikan minuman di wilayah Persia. Hal ini diungkapkan oleh Jamaluddin
al-Dabhani, mufti wilayah Aden, ketika berkunjung ke Persia. Ketika sakit, sang
mufti mencoba menyicipi kopi, dengan harapan kesehatannya bisa membaik.
Ternyata bukan hanya sakitnya sembuh, sang mufti merasakan manfaat lain, yaitu
mnghilangkan sakit kepala, menambah semangat dan mengusir kantuk. Mufti
Jamaludin kemudian merekomendasikan minuman kopi kepada para sufi agar untuk
meningkatkan stamina ketika shalat malam.
Sumber
dari Turki mencatat penemuan kopi pada tahun 1258, ketika seorang syaikh bernama Umar yang memakan biji kopi karena kelaparan. Bahkan catatan
medis mengenai khasiat kopi tercantum dalam kitab Al-Qanun fi al-tib, magnum
opusdari Ibnu Sina (selesai ditulis 1025 M). Sebelumnya ar-Razi juga
menyebutkan beberapa khasiat medis pada kopi. Sedangkan menurut William H.
Ukers, penemuan kopi bisa dilacak hingga tahun 750 M di Ethiopia ketika seorang
gembala bernama Khalid yang mengamati perubahan tingkah laku kambing
gembalaannya setelah memakan tanaman tertentu, yang kemudian dikenal dengan
tanaman kopi.
Dari
catatan-catatan sejarah yang ada maka bisa disimpulkan bahwa kopi ditemukan
oleh muslim sebelum abad 10 M. Pertama kali dibudidayakan dan dikonsumsi di
Yaman, alih-alih memakan bijinya, orang Yaman merebus biji kopi sehingga
lahirlah minuman yang kemudian disebut Al-Qahwa. Diperkirakan bahwa
pengguna kopi yang pertama kali adalah para Sufi untuk membantu mereka tetap
melek saat dzikir dan shalat malam.
Abd-Al-Qadir
Al-Jaziri (sekitar tahun 1558) dalam bukunya ‘Umdat al-Safwa fi hill al-qahwa,
dari Fakhr al-Din Abu Bakr Ibn Abi Yazid Al-Makki yang menyebutkan bahwa al-qahwa
memasuki Mekkah di abad 9 H (15 M). Setelah populer di Makkah dan Madinah,
trend ngopi pun dibawa ke seluruh penjuru dunia oleh para jemaah haji dan
pedagang. Al-Qahwa pun memasuki lingkungan Al-Azhar di Kairo, dan pada
awal abad 15 M, Kiva Han, coffee shop pertama di Istanbul dibuka.
Di
dalam Istana Turki Utsmanilah cara baru minum kopi ditemukan: biji kopi
dipanggang di atas api, digiling kemudian serbuknya diseduh dalam air panas.
Kopi kemudian menjadi bagian yang vital dalam hidangan istana. Bahkan ada
jabatan khusus untuk pembuat kopi bagi Sultan, yaitu Chief Coffee Maker
(kahvecibasi), yang dipilih berdasarkan loyalitas dan kemampuannya
menjaga rahasia. Tak perlu waktu lama kopi menyebar dari Istana hingga
rumah-rumah rakyat jelata. Coffehouse kemudian mejadi bagian dari budaya
sosial di Istanbul. Bahkan seorang penjelajah Inggris bernama Charles Mac
Farlane mengatakan “Orang Turki tak bisa hidup tanpa kopi”.
Dari
Turki, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia, dan tak lama kemudian
menjadi komoditas perdagangan antara Venesia dengan Amalfi, Turin, Genoa,
Milan, Florence dan Roma, hingga kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Trend
ngopi juga dibawa ke Eropa melalui para duta besar yang bertugas di Istanbul.
Seperti halnya berbagai item yang diimpor dari negeri Muslim, kopi juga
sempat ditentang oleh kaum gerejawan. Bahkan Paus Clement VIII
(1536-1605) dipaksa untuk mengharamkan konsumsi kopi! Konon, sang Paus
mencabut larangannya setelah menyicipi sendiri nikmatnya ngopi.Setelah mendapat
legitimasi dari Paus ini kopi semakin menyebar hingga ke Inggris Perancis,
Belanda,Indonesia, Amerika, dan seluruh penjuru negeri. Dan trend ngopi
biar melek yang sampai sekarang masih berlangsung ini ternyata diawali oleh
semangat untuk dzikir dan shalat malam! [RED/MFM]


0 comments:
Post a Comment