Menurutmu makanan yang berlabel Halal MUI sama yang berlabel halal mana yang lebih aman?
Hai kalian para seragamers. Anak-anak gaul putih abu-abu. Saya sarankan kalian puas-puasin pakai itu baju “dinas”, sebelum menjadi kenangan yang tak ingin dilupakan (bukan mantan yak) #plak
Ehem. Tulisan ini kupersembahkan khusus kepadamu, iya kamu dek.
Assalamaualaikum-higifive, nama saya Nusa. Mahasiswi ilmu komunikasi UGM semester terakhir. Bukan bermaksud basa-basi tapi demi saling menghormati I prefer u guys to read this message until finish. Bukannya apa-apa gimana gitu rasanya kalo melakukan sesuatu ga tuntas, ibarat lagi mau bersin udah sampe mejem dan buka mulut, tapi ga jadi. Di paksa juga ga bisa. So, baca sampai abis ya dek manis *ngasah pisau.
Oh iya, saya ga mau sih pamer dan ngiklan jurusan ILMU KOMUNIKASI UGM biar kamu tertarik masuk. Tapi kalo emang dasarnya udah BAGUS dan KEREN saya mah bisa apa *ngangkat pundak. Bdw saya bukan RiaRicis, jadi
Dek manis, this is a little thing called communication:
Kalo kamu kuliah di jurusan komunikasi kita diajak untuk menikmati iklan, dan saya tetiba jadi senang mengamati iklan. Iklan dimanapun, bahkan tulisan di toilet umum aja menarik untuk di baca. Bagi saya iklan itu sangat mengagumkan. Apalagi iklan perment mintzz yang “ini bolpen, ini perment mintz. Dari pada gigit bolpen, mending gigit permen mintz”. Sangat menggelikan dan ga mutu, tapi berkat itu perment mintz jadi top of mind.
Kalo psikologi adalah seni untuk mempelajari tingkat laku manusia, di komunikasi kita diajarin untuk mempengaruhi pikiran manusia. Misal, menurut kamu makanan dengan label “Halal MUI” sama yang berlabel halal mana yang lebih aman dikonsumsi? Kerjaan anak komunikasi adalah membuat orang berpikir bahwa yang berlabel halal itu lebih aman. Meski tentu saja itu benar adanya.
Enak dan ga enak:
Memory pertama tentang jurusan ilmu komunikasi ugm adalah dosen-dosen yang ajaib. Satu-satunya professor di jurusan ini adalah DJ Profesional di Liquid (kalian bisa search di kaskus tentang Dj yang pintar). Beliau adalah mantan mafia, bertindik di telinga. Dan beliau adalah dosen pembimbing saya.
Enaknya belajar di komunikasi itu, selo. Ya Allah, cukup selo untuk bisa punya aktivitas lain di luar kuliah. Bisa sambil magang, sambil berorganisasi, sambil jalan-jalan, kamu bahkan punya waktu untuk meratapi nasib kejombloanmu. Suasananya sangat bersahabat dan bersaudara. Dosen sama mahasiswa itu temen. Temen curhat, temen main, saling bully. Kalo pas ada praktikum (yang itu hanya ada 3 kali selama aku kuliah) biasanya kita dikasih uang transport, uang makan, uang capek atau apalah namanya. Dan ga tanggung2 jumlahnya. Ya ga tahu juga kenapa. Tapi diambil aja, rejeki anak kos.
Kuliahnya emang selo. Cuman tugasnya, ya kadang kita bisa begadang dan tidur di warnet seharian bareng temen-temen. Tugas-tugasnya tu suka bikin greget. Tapi berkat itu (mungkin) anak komunikasi di kampus terkenal sebagai anak yang #kekinian. Ya, coba aja buka line KOMAKO UGM, kamu mungkin akan paham.
Yak, pada dasarnya kuliah dimanapun itu ga masalah. Semua sama baiknya. Yang membedakannya adalah tujuan dan bagaimana kamu menggunakan ilmu itu nantinya. Saat ini saya sangat tertarik untuk menjadi PR consultant pemerintah khususnya di Papua. Ya, karena aku melihat permasalahan pembangunan dan kedamaian di Papua salah satunya karena ada masalah dalam hubungan pemerintah dan warga di sana. Doakan yaa.. aku doakan juga semoga kalian bisa lulus UN, dan pilihan untuk kuliah atau kerja atau nikah, semua bisa jadi sama baiknya. Good Luck. Bismillah ☺
0 comments:
Post a Comment