Kenapa Harus Pilih yang Biasa Jika Bisa Pilih yang Luar Biasa ? | Rahmah Husna, Fakultas Biologi UGM



Eh, udah ada yang cerita belum ya soal jurusan Biologi ? Kalau belum ada, semoga tulisan ini bisa membuka pikiran teman-teman terkait jurusan ini. Kalaupun sudah ada yang cerita, ngga papa juga kan yaa, semoga ini bisa jadi perspektif lain, dengan pengalaman yang beda. Semoga manfaat. Hmm, enak nya dimulai dari mana ya ? *nerawang ke 5 tahun lalu (ketauan deh tua nya wk). Ada baiknya saya mulai dari sejarahnya dulu ya kenapa bisa jadi bagian didalamnya. Bagi kalian yang penasaran boleh banget dilanjutkan membacanya sampai akhir, dan bagi kalian yang udah bisa nebak akhirnya juga boleh dibaca sampai akhir untuk memastikan kebenarannya, haha sama aja ya kalau gitu, tetep harus baca juga.

Mumpung masih di bulan yang sama dengan pengumuman SNMPTN 2017, selamat ya bagi temen-temen yang sudah resmi jadi bagian dari pendidikan tinggi, udah resmi ganti status dari siswa jadi mahasiswa. Hayoo tau ngga tu arti embel-embel “maha” yang ada didepannya (?). Seiring berjalannya waktu pasti paham kok, tenang .. tenang .. Karena cerita ini bermula dari SNMPTN.

Eits lupa, status itu ngga akan berubah kalau kalian ngga daftar ulang ke universitas yang udah nerima kalian lantaran ngga yakin dengan jurusan yang terpampang di web yang udah kalian nanti-nantikan itu. “Ambil ngga yaa, ambil ngga yaa (?)” Well, itu kegalauan tingat tinggi bagi kalian-kalian yang ngga keterima di jurusan pertama, alias di pilihan kedua. Kalau udah gini, baiknya istikharah dulu gih, minta petunjuk sama yang Maha Pemberi Petunjuk untuk diberikan pilihan terbaik. Dan jangan sampai menyakiti orang lain karena kesempatan emas itu dilewatkan begitu saja. Kok bisa ? Iya, ternyata bisa. Sederhananya gini, bisa melukai perasaan teman yang ngga lolos SNMPTN (padahal niya itu harapan dia satu-satunya gegara ngga punya biaya untuk ikut ujian-ujian lainnya), nah rumitnya bisa menutup kesempatan adik-adik angkatan nantinya untuk masuk universitas yang sama, karena sekolah kalian di BLACKLIST. Ya Allah, semoga kita ngga jadi bagian dari orang-orang sepert itu. 

Nah, bagi kalian yang belum beruntung dalam ajang SNMPTN, jangan pernah lelah untuk mencoba jalan yang lain yaaa. Apalagi sampai ngga punya keberanian untuk memulai mencoba. Sungguh, nanti akan ada penyesalan di akhir, kecuali bagi kalian yang ngga punya keinginan kuat untuk icip bangku pendidikan di universitas atau pendidikan setingkatnya. Hey, masih banyak jalan menuju Roma bro ! SNMPTN itu ibarat jalan pintas yang paling cepet (kalau boleh milih) untuk sampai di tujuan. Kalau pun berhasil lewat jalan itu, anggap aja itu adalah BONUS dari Allah untuk kalian, untuk teman kalian. Kalau kalian merasa gini, “Ih, si dia kan peringkatnya di sekolah lebih rendah dari aku, kok bisa yang keterima, kok aku ngga ?” terus jadi sedih, jadi murung, bahkan yang paling jeleknya jadi ngga mau temenan lagi sama dia. Naudzubillah, jangan sampai ya dek-adek, jangan pernah seperti itu, bisa jadi bagian orang-orang yang merugi. Lalu gimana kak ? Tetap husnudzon sama setiap keadaaan. Mungkin teman yang lolos SNMPTN itu telah melakukan kebaikan-kebaikan yang ngga pernah diketahui. Mungkin Allah telah menyiapkan jurusan terbaik bagi kita. Coba yuk hayati firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 216 yang kurang lebih bilang gini, “boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu”. Nah tu, dalam situasi dan kondisi kayak gini, yang bisa kita lakukan adalah husnudzon dan ikhtiar untuk cari jalan lain. Bismillah aja.

Duh, kok malah jadi bahasan yang panjang banget itu diatas. Gomen gomen. Padahal mah cuma mau bilang kalau saya nih dulu juga korban SNMPTN, ehehe. Yuk tata lagi semangat nya, siapkan amunisi untuk ambil jalan indah berikutnya ☺

SNMPTN tahun 2012

Kala itu namanya masih SNMPTN Undangan. Saya dapet undangan tuh, Alhamdulillah banget. Waktu itu masih 20% atau 30% (lupa berapa angka pastinya, yang pasti ngga sampe separuh kelas) dari total siswa di kelas yang berhak ikut. Nah, pastinya ngga akan disia-sia kan dong ya kesempatan emas macam gini, abis itu nyusun strategi sebaik mungkin untuk bisa lolos jalur ini. Tanya prospek universitas dan peluang jurusan ke berbagai orang, ke BK, ke wali kelas, ke kakak kelas dan lainnya. Nah, setelah mantep, dipilihlah IPB sebagai perguruan tinggi bonafit berpeluang besar bagi alumnus SMA Negeri 33 Jakarta. Karena notabene banyak kakak kelas yang diterima disana lewat jalur undangan tahun lalu. Udah sombong banget mah yakin keterima disana, pilihan jurusan yang dipilih pun masih tergolong baru dan belum banyak diminati. Astaghfirullah. Tau jurusan apa ? 

Eng, ing, eng. Tibalah pada hari ketika hasil SNMPTN Undangan diumumkan. Menunda-nunda pergi ke warnet deket rumah. Rasanya ngga siap untuk menerima kenyataan. 

Deg. Seketika kaget, ngga tau lagi harus gimana untuk menghadapi dunia ini (ini alay banget). Mendadak suram. Takut-takut cerita ke orang tua. You know lah ya gimana hasilnya kalo sitkonnya udah gini. Pada akhirnya, mau ngga mau harus cerita ke orangtua tentang hasilnya. Untungnya mereka ngga kecewa, terus menyemangati dan meyakinkan kalau saya bisa. I love you Bu, Yah. Yaudah deh habis itu, semangat belajarnya terus dipompa habis-habisan sampai menjelang SNMPTN Tulis (sekarang namanya SBMPTN), soalnya hanya bisa mengandalkan PM (Pendalaman Materi) dari sekolah yang cuma hari Sabtu aja, sisanya harus belajar mandiri. Ini karena saya ngga bisa ikut bimbel seperti kebanyakan teman-teman lainnya, mereka punya jadwal les rutin tiap pulang sekolah. Tapi itu ngga membatasi kemauan belajar saya kala itu, kalau ada soal yang ngga bisa kejawab atau ngga ada penyelesaiannya di buku tebel kumpulan soal SNMPTN tahun-tahun sebelumnya, saya pinjem catatan temen yang bimbel, yang punya cara cepat dan tepat katanya. Alhamdulillah nya temen-temen saya ngga pelit. Nah, dari sini aja Allah udah kasih kemudahan yaa plus orangtua yang selalu mendukung apapun langkah yang akan saya ambil. Masya Allah baru nyadar ketika nulis ini. 

Hari Itu pun Tiba

Sehari sebelumnya, saya survey dulu ke sekolah yang dijadikan tempat untuk ujian, berhasil nemu saat siang menjelang sore, padahal berangkat dari rumah pagi. Artinya apa kalau gini ? Lokasi nya masya Allah ngga dekat, meskipun masih dalam satu provinsi, dari ujung ke ujung. Berarti besok nya harus berangkat pagi-pagi sekali dari rumah. Meskipun ini ngga seberapa dengan perjuangan dan pengorbanan temen-temen yang rela cari penginapan terdekat sekitar lokasi.

Dan yang ditakutkan kan pun terjadi juga. Besok nya saya telat datang ke lokasi, ujian sudah dimulai 10 menit yang lalu. Jakarta mah gitu, tetep kena macet, padahal berangkat dari rumah 5 menit setelah adzan subuh. Mungkin karena harus naik-turun angkot beda-beda trayek jadi menghabiskan banyak waktu di jalan. Masih dengan napas tersengal, buru-buru ngeluarin alat tulis dan cek kelengkapan soal ujian. Untuk hal sekrusial ini, doa adalah yang paling utama, walaupun udah ketinggalan beberapa soal dari temen-temen yang lain tapi ga apa-apa. Tepat sebelum soal dibuka, ritual dimulai, lamaaa, bayangin hal-hal kedepan dan bayangin wajah Ayah Ibu. Bayangin hal-hal baik apa aja yang bisa dibayangin. Amin. Selesai. Siap menyapa persoalan didepan mata.



Kabar Bahagia itu Datang Tak Terduga

Deg-degan itu datang persis seperti beberapa bulan lalu saat menanti hasil SNMPTN Undangan. Yang berbeda disini adalah antusiasme terhadap hasil tidak sebesar sebelumnya, ngga terlalu berharap, karena tau kemampuan diri yang sangat sebatas. Terlebih lagi jika melihat pilihan universitas yang tertera di kartu ujian. Wih, ITB dan UGM yang bercokol disana, ditambah UNJ yang nyelip diantara keduanya.

Oia, ada 3 PTN di kartu ujian saya saat itu, tau alasannya ? Yupp, saya tidak termasuk dalam kelompok IPA maupun kelompok IPS. Saya adalah bagian dari orang-orang yang berniat untuk lintas jurusan, disebut golongan IPC. Saya memilih program Pendidikan Bahasa Inggris UNJ yang masuk dalam rumpun IPS di perguruan tinggi sebagai pilihan kedua, sedangkan saya dari jurusan IPA. Jikalau boleh jujur, saya sangat tertarik dalam bidang pendidikan. Saya mempunyai cita-cita yang tak pernah berubah sejak kecil, yaitu menjadi guru. Kenapa bahasa Inggris, karena saya sangat menyukainya dan amat menarik dipelajari, tidak pernah bosan.

Setelah ditolak IPB pada jurusan Biokimia dan Teknologi Pangan, saya memberanikan diri untuk memilih Fakultas Matematika dan IPA ITB sebagai pilihan pertama karena ada jurusan Astronomi. Saya ingin mempelajarinya lebih dalam. Hal ini karena pengaruh yang dibangun sejak saya ikut pembinaan OSN di bidang Kebumian semasa SMA, subbab astronomi hanya sedikit yang dipelajari selama pembinaan. Membuat saya penasaran dan bertanya-tanya.

Sedangkan UGM ? saya jadi malu menceritakannya hehe. Saya akui ini adalah pilihan ketiga alias terakhir disaat saya bingung harus mengisi kekosongan yang tersisa. Bingung harus pilih jurusan apa, saya akhirnya memutuskan jurusan Biologi UGM sebagai syarat untuk melengkapinya. Bukan tanpa pertimbangan saya memilih itu, saya harus memilih jurusan dari rumpun IPA dan diantara mata pelajaran IPA lainnya, saya paling menyukai Biologi dan Kimia, tapi karena di UGM tidak ada jurusan Biokimia jadilah saya ambil Biologi. Bismillah. 

Alhamdulillah hasil kali ini berbeda dengan sebelumnya. Saya sangat bersyukur, berseri-seri pulang kerumah untuk menyampaikan kabar bahagia ini ke Ayah Ibu. Tidak ada lagi kata MAAF pada layar komputer di warnet itu, sekarang sudah berganti dengan kata SELAMAT! Hhuaa udah senang duluan akhirnya bisa jadi mahasiswa ITB. Ealah ternyata, saya ngga berjodoh dengan Bandung, saya ditakdirkan untuk mengukir kisah di Jogja. Alhamdulilllah ‘ala kulli hal.

“Wah, ternyata kak Husna keterima dipilihan ketiga ya ?” awal nya saya kira juga begitu. Ternyata eh ternyata tidak begitu adanya. Biologi UGM yang saya letakkan di pilihan ketiga ternyata masuk ke nomer urut 2 dalam system. Ini berdasarkan informasi dari guru BK di sekolah dan pihak-pihak lain yang turut memperkuat. Jurusan dari rumpun IPA harus diprioritaskan (karena saya dari kelompok ini), baru kemudian jurusan IPS di pilihan ketiga. Terlepas dari benar atau tidaknya informasi itu, saya tidak peduli. Saya sangat bersyukur, bisa menjadi bagian dari Gadjah Mada Muda ditahun itu, bahkan hingga saat ini dan seterusnya. Bisa berkuliah di salah satu Universitas Top 3 di Indonesia ini. Biologi adalah jurusan yang paling saya sukai sebagai ilmu murni. Tidak sedikit teman-teman yang pada akhirnya mencintai jurusan ini meskipun berawal dari ketidaksengajaan seperti saya. Ternyata benarlah apa yang disampaikan Allah sebelumnya. Bahkan saya juga mendapatkan ilmu biokimia secara rinci selama kuliah serta berkesempatan mengabdi di Laboratorium Biokimia menjadi asisten seperti minat awal saya ketika memilih jurusan. 

Here it is ….

Jurusan biologi ini adalah satu-satunya ilmu murni yang memiliki fakultas tersendiri di UGM. The only ONE in Indonesia. Biologi bukan bagian dari Fakultas Matematika dan IPA kalau di kampus yang katanya kerakyatan ini. Why ?? Jadi, Biologi UGM ini adalah hasil merger dari departeman zoology yang merupakan bagian dari Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Farmasi dengan departemen botani yang menjadi bagian dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan di tahun 1970. Jadi jelas ya kenapa Biologi bukan bagian dari Fakultas MIPA. Dilengkapi dengan fasilitas laboratorium yang paling banyak dan memadai. Tiap lab nya dikepalai oleh seorang dosen lulusan S3 dan sudah memiliki banyak karya dan publikasi ilmiah. Pastinya akan mendukung dalam mengembangkan ide-ide liar kalian yang luar biasa itu.

Fakultas Biologi hanya memiliki satu jurusan dan satu program studi. Ya BIOLOGI itu sendiri. Tapi tenang, ada peminatan kok untuk terjun ke penelitian yang kalian suka. Jadi ada 3 peminatan disini, yaitu :


Bioteknologi dan Biologi Molekuler ; disini nanti kalian belajar hal-hal yang bersifat renik dan butuh imajinasi yang kuat, kemampuan ngebayangin dan ketelitian yang presisi, ngga pernah lepas dari alat-alat canggih dan kalau udah di lab bisa berjam-jam, lupa waktu dan ngga inget dunia luar


Biologi Fungsional ; nah kalau kalian minat hal-hal yang bersifat struktural, anatomis dan penasaran dengan sebab dan akibat suatu penyakit bisa pilih mata kuliah yang menjurus kesini, erat kaitannya dengan biomedis atau kedokteran jika fokus ke hewan, dan dengan pertanian jika cenderung minat ke tumbuhan


Biologi Lingkungan dan Konservasi ; bidang ini cocok banget dengan kalian yang suka dengan flora dan fauna langka, yang punya ketertarikan dalam isu lingkungan dan punya hobbi travelling. Disini nanti kalian lebih banyak turun ke lapangan, ke lab kalau diperlukan aja.

Kalau Sudah Lulus, Kerja nya Apa tu Kak ?



Ini pertanyaan yang saya pertanyakan juga ketika masih menjadi mahasiswa baru. Pun dengan orang-orang awan yang hanya melihat dari kacamata mereka sendiri. Namun segera tercerahkan saat saya mengikuti PPSMB (ospek) Fakultas. Lulusan dari fakultas ini bisa menjadi apapun di bidang apapun. Tinggal kalian yang menentukan. Kebanyakan dari mereka adalah para saintis yang mengisi posisi-posisi penting di lembaga penelitian termasyhur di Indonesia, sebut saja LIPI dan setaranya. Sebagian lagi ada yang menjadi pengusaha sukses di bidang benih, pertanian dan perikanan. Tidak sedikit yang bekerja di lembaga pemerintah, seperti di kementrian kesehatan, kementrian lingkungan hidup, Badan Narkotika Nasional dan lembaga pemerintah lainnya. Bahkan ada yang juga yang berkontribusi di bidang kepolisian sebagai kepala tim forensik yang menangani kasus kematian tak layak. Dan sebagian lagi ada yang mengabdi di bidang pendidikan sebagai dosen ataupun guru. Dan masih banyak pilihan pekerjaan lain yang bisa dilakukan oleh seorang alumnus biologi. Yuk, mari terus kembangkan potensi dan tingkatkan kompetensi di bidang kita masing-masing. Selamat berjuang dan terus yakin tak pernah ada yang sia-sia.
Share on Google Plus

About Unknown

0 comments:

Post a Comment