Indonesia Bangsa Berkebudayaan?

Indonesia Bangsa Berkebudayaan?




            Tepat hari ini, 1 April 2017. Benar saja, tidak cuma dugaan, tetapi benar ini terjadi. Lagi, setiap momen-momen seperti ini disini ikut ramai. Inilah pertanyaan besar, Indonesia negara berkebudayaan? Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia, negara dengan semboyan “Berbeda-beda namun tetap satu jua.” Indonesia, negara dengan 1.128 suku bangsa . Benarkah ungkapan-ungkapan yang sering dijual negeri ini? Tidak, tidak bisa dipercaya, jangan-jangan hanya bualan semata.
           
            Benar saja, sejak pagi terdengar suara anak-anak muda bangsa ini bersendagurau kesana-kemari bersama teman-temannya sambil berkata “April MOP!” Mereka terbahak puas melihat teman-temannya merasa sangat malu karena percaya akan kebohongan candanya. Tiada peduli jika disekelilingnya adalah orang-orang tua yang terheran akan kelakuannya dipagi hari itu. Merasa hidup adalah miliknya, terserah orang mau berkata apa, mereka tidak peduli.

            Kejadian-kejadian seperti ini ternyata bukan saja menyerang anak-anak sekolahan di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama yang notabenenya adalah anak-anak yang penuh ketidak tahuan dan penuh toleransi masyarakat. Justru, lebih-lebih kelakuan semacam ini melanda pemuda-pemuda bangsa ini. Dari pelajar Sekolah Menengah Atas, hingga mahasiswa Perguruan Tinggi turut berlarut dalam gemerlap kebahagiaan saat bisa membohongi teman sebayanya.

            Padahal menurut catatan sejarah, tanggal 1 April merupakan sebuah momentum pengelabuan umat Islam di Spanyol. Di dalam catatan sejarah dipaparkan bahwa di tanggal 1 April 1487 umat Islam di Spanyol dikelabui dan dibantai habis oleh pasukan salib. Wilayah yang dikuasai oleh pasukan salib di bombardir. Sebagian umat Islam yang masih bersembunyi diimbau untuk keluar karena akan dipersilakan meninggalkan wilayah jajahan menggunakan kapal yang telah disiapkan. Ternyata setelah begitu banyak umat Islam memasuki kapal, kapal itu dibakar habis.

            Telah kita ketahui, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia. Namun inilah yang terjadi, dengan bangga tunas-tunas muda bangsa ini bersorak sorai senda gurau mengelabui teman-temannya sendiri. Sungguh, ini bukan nilai-nilai luhur bangsa ini. Leluhur kita mengajarkan untuk bersikap sopan santun, jujur, dan saling menyayangi satu sama lain. Negara ini buktinya, tanpa adanya rasa saling mengasihi, tak ada yang namanya negara kesatuan Indonesia.

            Hal seperti ini yang justru sangat memilukan sekaligus memalukan. Anak-anak muda kita, harapan terbesar bangsa ini, larut dalam gemerlapnya budaya asing. Bahkan mereka berdendang diatas ketidaktahuan. Dengan bangga turut merayakan April mop, tanpa tahu sejarah dan makna dibalik itu semua. Apakah budaya leluhur kalah kuat dengan budaya asing bangsa ini? Apakah nilai-nilai keagamaan tidak cukup kuat membentengi mereka dari hal-hal buruk?

            Terlepas dari sejarah dibalik adanya peringatan April mop, berlaku bohong dan tertawa berlebihan bukanlah hal yang baik. Bukan pula budaya yang cocok bagi bangsa ini. Apalagi menjadi anjuran disuatu agama, jelas bukan. Tidak ada agama yang mengajarkan kebohongan, karena agama ada untuk menciptakan kedamaian. Menciptakan rasa saling percaya dan saling mengasihi diantara sesama insan.

            Mungkin, hal ini sejalan dengan tayangan televisi dan informasi global yang tidak tersaring dengan baik. Informasi apapun bisa masuk sekaligus memengaruhi anak-anak bangsa kita. Tidak lupa, sejak kecil anak-anak negeri ini telah dicekoki dengan kartun-kartun asing yang tidak secara langsung membenamkan nilai-nilai kebudayaan asing. Tanpa mengerti maksud dan tujuannya, hal ini menjadi tren dan dianggap hebat oleh muda-mudi bangsa ini.


            Tak heran jika bangsa ini semakin tak sadarkan diri dengan berlaku konsumtif dan lupa dengan negeri yang gemah ripah loh jinawi. Bangga dengan hasil tangan orang asing, bangga turut merayakan budaya bangsa lain. Mereka seakan tertawa gembira, berdendang didalam pesta nan gemerlap. Tanpa tahu pesta tersebut adalah merayakan hancurnya kebudayaan dan kekayaan alam bangsanya.


Oleh:


sumber gambar: bali.tribunnews.com
Share on Google Plus

About Unknown

0 comments:

Post a Comment